Sahabat,saya akan copy paste tulisan tentang beliau,diambil dari artikel yang diposting temen-temen PKS...
Secara preibadi,saya mengenal beliau ketika saya bekerja di sebuah lembaga kajian IPTEK yang bermarkas di Duren Tiga Selatan 17,Jaksel. Setiap ada kajian tiap Sabtu pagi,beliau seringkali datang. Pimpinan kami saat itu sering memanggil beliau dengan Kang Harna dengan penuh hormat dan sayang...(memang begitulah komunitas PKS dibentuk,kata teman saya..dibentuk dengan penuh hormat dan sayang dengan kader yang lain...)
Kesan saya mengenai diri beliau sama dengan semua tulisan tentang beliau pasca reshuffle kabinet. Bahwa beliau adalah orang yang santun, bicara seperlunya, tapi juga suka guyon. Saya hormat sekali sama beliau.
Berikut ini artikel yang saya kopas dari faceb**k-nya PKS :
Oleh : Cahyadi Takariawan
Gonjang-ganjing
reshuffle kabinet banyak mendapatkan sorotan media akhir-akhir ini.
Banyak media menilai PKS emosional mensikapi reshuffle ini lantaran
seorang menterinya terkena dampak, harus meninggalkan kursi kementrian
untuk diganti personal lain. Benarkah ada sikap emosional menghadapi
reshuffle tersebut, dan bagaimana sikap Menteri yang terkena reshuffle ?
Menteri
dari PKS yang terkena reshuffle itu adalah Suharna Surapranata. Apakah
ia emosional menghadapi peristiwa ini ? Ah, berlebihan pertanyaan itu.
Kang Harna, panggilan akrab sang menteri, ternyata biasa saja. Bersikap
sangat arif dan tenang, sama sekali tidak ada kesan emosional.
Belum Pengumuman, Sudah Berpamitan
Bagi
banyak kalangan, jabatan menteri dianggap sebagai sebuah posisi yang
prestis dan terhormat, maka banyak orang berebut mendapatkannya. Oleh
karena itu, bagi sebagian menteri, reshuffle sungguh merupakan tamparan
dan menjadi momok yang sangat menakutkan. Namun tidak demikian dengan
Kang Harna. Mantan Ketua Majelis Pertimbangan Pusat (MPP) PKS ini
menganggap posisi menteri adalah amanah dakwah. Maka sebagai bagian utuh
dari proses dakwah, ia siap ditempatkan dimanapun pos-pos yang bisa
menjadi lahan baginya untuk berkontribusi secara optimal.
Begitu
isu reshuffle sudah kian menghangat, dan sudah ada isyarat dari Istana
Negara bahwa dirinya akan diganti, ia langsung menyiapkan segala
sesuatu. Selasa pagi, 18 Oktober 2011, Kang Harna memimpin Rapim
Menristek yang dihadiri para pejabat di lingkungan Kementrian. Pada
Rapim tersebut, Kang Harna menyampaikan bahwa dirinya akan segera
diganti oleh personal lain yang akan ditunjuk oleh Presiden SBY. Oleh
karena itu Kang Harna menyampaikan kalimat pamitan dan beberapa pesan.
Tentu
saja pernyataan tersebut sangat mengejutkan para pejabat di lingkungan
kementrian Ristek, karena belum ada pengumuman resmi dari Presiden SBY
terkait reshuffle. Banyak kalangan pejabat di kementrian yang merasa
tidak percaya atas informasi tersebut. Selama ini hubungan sang menteri
maupun kementrian Ristek dengan Presiden SBY baik-baik saja, tidak ada
masalah atau kasus apapun yang layak dipersoalkan. Bahkan ada banyak
kemajuan serta prestasi di Kementrian Ristek selama dipimpin Kang Harna.
Apalagi
jika dibandingkan dengan beberapa kementrian lainnya yang tengah ada
kasus, atau mendapatkan “raport merah” dari UKP4, atau ada masalah
dengan laporan keuangan kementrian. Justru Kementrian Ristek posisinya
aman-aman saja, bahkan mendapatkan nilai bagus, maka pernyataan pamit
Kang Harna sangat mengejutkan para pejabat dan staf di lingkungan
Kementrian Ristek.
Bukan hanya pamitan di forum resmi tersebut,
namun Kang Harna juga mengunjungi seluruh lantai dan memasuki
ruangan-ruangan untuk menyapa sekaligus berpamitan dengan para pegawai
di lingkungan kementrian Ristek. Benar-benar kejutan, karena tidak
menyangka Kang Harna menyapa mereka dan berdialog dengan para staf,
sekaligus berpamitan. Kang Harna sudah pamit padahal reshuffle belum
diumumkan SBY, sehingga belum ada kepastian apakah Menristek diganti
atau tidak.
Para pegawai di lingkungan Kementrian Ristek
memanfaatkan momentum itu untuk bersalaman dan berpotret bersama sang
Menteri. Ya, Menteri Ristek di hari terakhir pengabdiannya. Sebagian
pegawai bahkan terharu dan meneteskan air mata karena tidak menyangka
Kang Harna akan segera meninggalkan mereka.
Usai mengungkapkan
pamit, Kang Harna menyampaikan beberapa pesan kepada para pejabat dan
staf di lingkungan Kementrian Ristek, bahwa jabatan itu hanya amanah
yang setiap saat bisa selesai. Beliau mengatakan reshuffle Menristek itu
hanya pindah nakhoda, karena semuanya sudah tersedia, seperti
undang-undang, visi, misi kementrian dan perangkat lainnya. Untuk itulah
Kang Harna meminta semua pejabat dan staf bekerja semakin profesional
bersama menteri baru nantinya.
Telah Selesai Berkemas
Sesungguhnya,
semenjak isu reshuffle bergulir, Kang Harna sudah memerintahkan kepada
para staf khusus beliau untuk segera berkemas. Demikianlah Kang Harna
menyikapi setiap ada isu reshuffle. Seakan sudah memastikan bahwa
dirinya yang akan terkena. Hal sama beliau lakukan saat ada isu
reshuffle setahun yang lalu, beliau sudah memerintahkan staf untuk
berkemas. Namun ternyata waktu itu tidak jadi ada reshuffle.
Para
staf segera melakukan perapihan di kantor Kementrian Ristek, dengan
memilah barang-barang. Kang Harna berpesan agar cermat dalam melakukan
packing. Jangan ada barang kementrian yang terbawa, dan jangan ada
barang pribadi yang tertinggal. Hingga hari Senin 17 Oktober 2011,
packing sudah selesai dilakukan oleh para staf. Barang-barang sudah
dikemas dengan rapi dan tinggal membawa pergi.
Pulang Dengan Mobil Pribadi
Usai
berpamitan dan berpesan dengan pejabat dan staf di lingkungan
Kementrian, Kang Harna pun pulang. Luar biasa, siang itu, Selasa 18
Oktober 2011, beliau pulang mengendarai mobil pribadi. Mobil dinas
Menristek beliau parkir di kantor, kunci serta seluruh perlengkapan
mobil sudah dititipkan kepada pegawai yang berwenang.
Para
pejabat yang melepas beliau semakin heran. Seseorang bertanya, “Mengapa
tidak menggunakan mobil menteri?” Kang Harna menjawab, “Saya sudah
pamitan. Itu jatah mobil menteri baru nanti”, jawab beliau.
Sebuah
keteladanan yang luar biasa. Betapa banyak pejabat yang ingin selalu
menikmati bahkan memiliki fasilitas dinas. Kalau perlu tidak
dikembalikan, walaupun tidak lagi menjabat. Tidak demikian dengan kader
senior PKS ini. Kang Harna memberikan contoh perilaku politik yang
santun, beradab dan bertanggung jawab. Kang Harna simbol kesalihan
seorang pejabat negera setingkat menteri.
Tidak perlu menunggu
pengumuman resmi. Beliau sudah berpamitan. Beliau sudah mengemas semua
barang. Beliau sudah menyerahkan mobil kementrian. Maka, siang hari itu,
sejarah perpolitikan di Indonesia mencatat, seorang Menteri yang
menuntaskan pekerjaan di hari terakhir tugasnya, dengan sempurna.
Luar
biasa. Sikap konsistensi kepada keyakinan, sikap kesederhanaan, sikap
kehati-hatian telah dicontohkan. Sejarah perpolitikan Indonesia harus
mencatat peristiwa ini, sebagai pelajaran bagi seluruh pejabat di
republik ini.
Mengembalikan Rumah Dinas
Kemana Kang
Harna setelah selesai pamitan di Kantor Kementrian Ristek ? Selasa
siang itu, 18 Oktober 2011, dengan menggunakan mobil pribadinya, Kang
Harna langsung menuju rumah Dinas Menristek. Beliau meneliti kondisi
rumah, dan memastikan bahwa rumah dinas tersebut sudah berada dalam
kondisi rapi. Beliau memasuki rumah dan melihat semua bagian dan ruangan
dengan detail. Jangan ada barang-barang milik dinas yang terbawa, dan
jangan ada barang milik beliau yang tertinggal.
Setelah
memastikan bahwa semua sudah beres dan rapi, beliaupun meninggalkan
rumah dinas Menristek. Beliau ingin memastikan bahwa rumah dinas
tersebut besok pagi sudah siap ditempati Menristek yang baru. Luar
biasa, sebuah sikap kesederhanaan dan kehati-hatian yang pantas
diteladani oleh semua masyarakat dan bangsa, khususnya bagi para pejabat
negara.
Lagi-lagi, sejarah perpolitikan di Indonesia harus
mengabadikan peristiwa ini. Sebuah pendidikan politik bagi para pejabat
di seluruh level, agar bersikap profesional, sederhana dan bersahaja.
Mengganti KTP
Masih
ada yang kurang, siang itu. Usai meneliti rumah dinas, Kang Harna
segera meluncur ke Kantor Kelurahan. Apa yang beliau lakukan ? Ternyata
beliau mengurus pergantian KTP.
Dalam KTP yang beliau miliki
selama menjabat menjadi Menristek, tertulis identitas “Menteri” di KTP
tersebut. Maka Kang Harna ingin semua selesai pada hari itu pula, Selasa
18 Oktober 2011, sebelum ada pengumuman resmi reshuffle kabinet. Beliau
meminta agar dibuatkan KTP baru dengan identitas yang baru pula, karena
besok pagi beliau sudah bukan Menteri.
Lega. Kang Harna
menyelesaikan pembuatan KTP baru. Apa yang berbeda dari KTP tersebut ?
Kalau semula tertulis identitas “Menteri” pada KTP beliau, sekarang
tertulis “Wiraswasta” pada KTP yang baru.
Lagi-lagi, luar biasa
Menteri yang satu ini. Perjalanan panjang dalam gerakan dakwah telah
membentuknya memiliki karakter yang mulia. Beliau tidak ingin ada
pemalsuan identitas. Beliau bukan lagi menteri, besok pagi. Maka tidak
layak memiliki KTP yang bertuliskan identitas “Menteri”. Beliau ingin
tampil dengan identitasnya yang asli, “Wiraswasta”. Bukan “Mantan
Menteri”.
Jam 13.00 Sudah Selesai Semuanya
Ya, jam
13.00 wib hari Selasa 18 Oktober 2011, sudah selesai semua urusan Kang
Harna. Sudah berpamitan dan memberi pesan di Kementrian Ristek. Sudah
mengembalikan mobil dinas. Sudah meninggalkan dan merapikan rumah dinas.
Sudah mengganti identitas di KTP. Lega, semua urusan sudah dibereskan.
Rasanya tidak ada yang tersisa.
Masyaallah. Pengumuman reshuffle
belum disampaikan. Belum ada kepastian apakah Kang Harna akan jadi
diganti atau tidak. Namun semua urusan sudah dibereskan. Jika nanti
malam Presiden SBY mengumumkan kabinet baru, dan ternyata dirinya
benar-benar diganti, maka ia sudah menuntaskan seluruh urusannya. Tidak
ada lagi yang menjadi bebannya.
Keluarga Menyambut Gembira
Kang
Harna memang sudah dihubungi oleh Mensesneg Sudi Silalahi, yang
menyampaikan pesan dari Presiden SBY bahwa dirinya akan diganti. Ia
menerima pesan itu dengan perasaan “legowo”, tidak melakukan
“pemberontakan” atau “perlawanan”. Misalnya dengan membuat pernyataan di
media yang menyatakan bahwa dirinya dizalimi atau tidak terima kalau
diganti, atau semacam itu. Tidak, sama sekali tidak.
Kang Harna justru mengirim kabar itu melalui sms kepada anak-anak beliau. Apa respon anak-anak atas berita itu ?
“Alhamdulillah Abi !” ini jawaban anak pertama.
“Alhamdulillah.
Berarti Abi bakal lebih sering bersama kita. Kalau begitu kita perlu
syukuran !” jawab anak kedua. Ya, semua keluarga menyambut gembira.
Dua
tahun menjadi Menristek, membuat Kang Harna lebih sibuk daripada
sebelumnya. Jam 06.00 wib Kang Harna sudah berada di kantor Kementrian
Ristek. Ya pagi-pagi sekali beliau sudah berada di kantor, bahkan sering
sebelum jam 06.00 wib beliau sudah masuk kantor. Setelah itu beliau
berkegiatan di dalam kantor atau berkegiatan di luar lingkungan kantor
Kementrian. Sore atau malam baru pulang ke rumah dinas.
Dengan
irama kesibukan seperti itu, membuat beliau semakin jarang bertemu
keluarga. Beliau ingin memberikan contoh teladan bagi semua pejabat,
pegawai dan staf di lingkungan Kementrian Ristek, bahwa bekerja harus
bersungguh-sungguh dan penuh dedikasi. Habis menunaikan shalat Subuh
beliau sudah siap pergi ke kantor. Maka, sebelum jam 06.00 beliau sudah
berada di ruangan Menristek. Kadang jam 05.30 sudah berada di ruang
kerja kementrian.
Maka demikian bergembira anak-anak beliau, saat
mendapat kabar bahwa Kang Harna akan digeser dari Menristek dan diganti
personal lain yang ditunjuk Presiden SBY. Coba perhatikan respon
spontan ini, “Alhamdulillah. Berarti Abi bakal lebih sering bersama
kita. Kalau begitu kita perlu syukuran !”
Benar, malam
harinya, Presiden SBY mengumumkan kabinet baru hasil reshuffle. Suharna
Surapranata digantikan oleh Menristek yang baru, Gusti Muhammad Hatta.
Kinerja Kementrian
Penggantian
Kang Harna dari Menristek sudah pasti bukan karena kinerja. Karena
berdasarkan penilaian Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan
Pengendalian Pembangunan (UKP4) dan BPK, kinerja Menristek diakui bagus.
Bahkan laporan keuangan Kementrian dibawah Kang Harna dinyatakan WTP
selama dua tahun berturut-turut, maka renumerasi Kemenristek dipercepat
tahun ini.
Nilai “Wajar Tanpa Pengecualian” (WTP) adalah opini
audit atas laporan keuangan yang paling bagus atau menempati posisi
paling atas. Opini audit lainnya adalah “Wajar Dengan Pengecualian”
(Qualified Opinion), “Tidak Memberikan Pendapat” (Disclaimer) dan “Tidak
Wajar” (Adverse). Maka dengan melihat hasil penilaian UKP4 serta nilai
WTP selama dua tahun di bawah kepemimpinan Kang Harna, menandakan
kinerja Menristek tidak ada masalah.
Maka tatkala Presiden SBY
mengumumkan kabinet hasil Reshuffle, dan ternyata Kang Harna keluar dari
jajaran kementrian, publik layak bertanya, atas dasar apa pergantian
itu ? “Sudahlah, tidak perlu diperdalam. Ini sudah terjadi”, jawab Kang
Harna.
Seperti yang ditulis Kompas, “Kendati tak mengetahui
alasan pasti terkait pencopotannya, mantan Menteri Riset dan Teknologi
Suharna Surapranata mengaku legawa. Tak lupa, politisi Partai Keadilan
Sejahtera ini mengucapkan syukur karena telah memiliki kesempatan
mengabdi kepada negara”.
"Saya juga merasa bersyukur bisa
membantu Presiden selama dua tahun ini," kata Suharna kepada para
wartawan di sela-sela upacara pelantikan menteri dan wakil menteri di
Istana Negara, Jakarta, Rabu (19/10/2011).
Ketika ditanya lebih
rinci terkait detik-detik pencopotannya, Suharna enggan menceritakannya.
Pencopotannya dipandang hak prerogatif Presiden sepenuhnya. Dirinya
hanya mengaku menerima telepon dari Menteri Sekretaris Negara Sudi
Silalahi.
"Sudahlah. Saya kira ini tidak perlu diperdalam. Ini sudah terjadi," ujarnya singkat.
Suharna
mengatakan, selepas menjadi menteri, dirinya ingin kembali ke PKS dan
membangun partai. Pencopotan Suharna yang secara resmi disampaikan
Presiden di Istana Merdeka, Selasa (18/10/2011), turut mengurangi jatah
kursi menteri partai dakwah tersebut. Demikian ulasan Kompas.
Bahkan,
saat acara serah terima jabatan Menristek di kantor Kementrian, Kang
Harna menyampaikan, “Saya pinjam pantun Pak Tifatul. Ayu Ting Ting naik
Kopaja, yang penting kita tetap bekerja.” Itulah slogan yang sangat
nyata. Dimanapun Kang Harna, pasti akan terus bekerja untuk masyarakat,
bangsa dan negara.
Kang Harna di Mata Saya
Beliau
orang yang ramah, santun dan bersahaja. Beliau salah seorang jajaran
qiyadah dakwah yang memberikan contoh konsistensi dalam kehidupan. Kader
senior dakwah yang menapaki jalan panjang dan terjal, menghantarkan
dakwah dari ruang-ruang tertutup menuju ruang-ruang kenegaraan. Dan
beliau sendiri mencontohkan bagaimana sikap seorang negarawan.
Beliau
tidak pernah berambisi jabatan apapun, baik dalam organisasi maupun
dalam jabatan publik. Saat beliau mendapatkan amanah menjadi salah
seorang calon menteri yang diusulkan oleh PKS, kami semua mengetahui
bahwa beliau keberatan dengan posisi itu. Beliau merasa ada lebih banyak
kader dakwah yang tepat pada posisi kementrian. Namun, beliau juga
memberikan contoh bahwa amanah harus dilaksanakan dengan segenap
kemampuan.
Itulah yang sering saya katakan, “Posisi-posisi dalam
dakwah ini datang dan pergi. Bisa datang, bisa pergi, bisa kembali lagi,
bisa pula tidak pernah kembali. Bisa ‘iya’ bisa ‘tidak’. Iya menjadi
pengurus, pejabat, pemimpin dan semacam itu; atau tidak menjadi
pengurus, tidak menjadi pejabat, tidak menjadi pemimpin, tidak menjadi
apapun yang bisa disebut”.
Kang Harna telah memberikan contoh
kepada kita. Beliau tetap bekerja, dimanapun berada. Beliau selalu di
jalan dakwah, selalu istiqamah, saat masih duduk di bangku kuliah, saat
perintisan awal dakwah, saat mengalami masa-masa pertumbuhan dakwah yang
sulit, dan bahkan akhirnya menjadi pejabat negara, dan sekarang kembali
lagi menjadi masyarakat biasa. “Wiraswasta”, begitu pilihan identitas
di KTP-nya.
Tidak menyalahkan sana menyalahkan sini, tidak emosi
karena dicopot dari menteri, justru beliau menampakkan sikap yang rendah
hati.
Luar biasa. Gemblengan perjalanan dakwah puluhan tahun
telah menampa Kang Harna memiliki karakter yang sangat kuat. Layak
diteladani oleh para kader, tentang kesederhanaan, tentang ketekunan,
tentang dedikasi, tentang konsistensi, tentang kehati-hatian, tentang
kesantunan, tentang profesionalitas kerja, tentang kemampuan adaptasi di
segala mihwar, tentang sikap kenegarawanan, tentang komitmen kekaderan,
tentang visi yang terang benderang, tentang platform pembangunan
Indonesia yang jelas.
Banyak, teramat sangat banyak yang bisa
kita pelajari dari kader senior yang satu ini. Saya salah seorang kader
yang merasa bangga, memiliki senior yang memberikan keteladanan mulia
kepada generasi berikutnya. Semoga semakin banyak kader berkualitas
Suharna Surapranata.